Cirebon, 17 Januari 2025 – Dalam rangka mendukung pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat marginal di kawasan wisata religi Makam Sunan Gunung Jati, Tim Gerak Jati UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon telah sukses menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Nurani Gunung Jati: Gerakan Pemberdayaan Sosial Ekonomi Komunitas Pengemis di Kawasan Wisata Religi Makam Sunan Gunung Jati Cirebon”. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 14 Januari 2025, pukul 08.30 – 12.00 WIB, bertempat di Gedung LPM Lt.3 UIN SSC Cirebon. Acara tersebut di inisiasi oleh Tim Gerak Jati yang terdiri dari Turasih, M. Si (Jurusan Pengabdian Masyarakat Islam), Varidlo Fuad, M.Pd (Jurusan PJJ Sejarah Peradaban Islam), dan Muh. Ikhsan Ghofur, M.A (Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi)
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari lima kelompok utama, yaitu:
- Kelompok Masyarakat dan Pemangku Kebijakan Setempat yang memiliki keterkaitan langsung dengan kawasan wisata religi Makam Sunan Gunung Jati.
- Dinas dan Lembaga Terkait di Kabupaten Cirebon, yang berperan dalam perumusan kebijakan dan program pemberdayaan.
- Organisasi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang aktif dalam isu-isu sosial.
- Media Pers, yang bertugas menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas.
- Akademisi, yang memberikan perspektif ilmiah dan solusi berbasis riset.
Kegiatan FGD ini bertujuan untuk:
- Menghimpun masukan dan saran dari para peserta undangan, terkait fenomena komunitas pengemis di kawasan wisata religi Makam Sunan Gunung Jati. Masukan tersebut menjadi dasar untuk merancang langkah strategis dalam memberdayakan komunitas tersebut.
- Membangun sinergi antar pihak terkait, agar dapat menyelaraskan langkah-langkah sesuai dengan peran, tugas pokok, dan fungsi masing-masing kelompok. Sinergi ini diharapkan dapat diimplementasikan secara efektif pada tahun 2025 guna mengatasi permasalahan yang dihadapi komunitas pengemis di kawasan tersebut.
Dalam pembukaan acara, Ketua Tim, Turasih, M.Si, menyampaikan bahwa fenomena komunitas pengemis di kawasan wisata religi ini tidak hanya menjadi tantangan sosial, tetapi juga ekonomi, budaya, dan spiritual. “Melalui diskusi ini, kami berharap dapat menggali potensi solusi yang dapat diimplementasikan secara kolektif oleh semua pihak yang terlibat,” ujarnya.
Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari berbagai pihak yang hadir. Para peserta mengapresiasi langkah Tim Gerak Jati dalam menginisiasi gerakan yang bertujuan untuk memberdayakan komunitas pengemis, sehingga mereka tidak hanya bergantung pada belas kasihan wisatawan, tetapi juga memiliki kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.
Respon dan Masukan dari Peserta
Perwakilan dari Kelompok Masyarakat dan Pemangku Kebijakan Setempat menekankan pentingnya pendekatan budaya dalam pemberdayaan komunitas pengemis, mengingat kawasan ini memiliki nilai sejarah dan religius yang tinggi.
Sementara itu, perwakilan dari dinas terkait mengusulkan perlunya pembentukan program pelatihan keterampilan yang terintegrasi, agar komunitas pengemis memiliki akses ke peluang ekonomi yang lebih baik.
Organisasi dan LSM yang hadir memberikan rekomendasi untuk mengadakan pendampingan psikososial bagi komunitas pengemis, guna membangun kepercayaan diri mereka dan meningkatkan kualitas hidup.
Dari kalangan pers, muncul ide untuk mempublikasikan kisah-kisah inspiratif dari komunitas yang berhasil diberdayakan, sehingga dapat menjadi motivasi bagi pihak lain untuk ikut berkontribusi dalam gerakan ini.
Para akademisi memberikan masukan berbasis riset mengenai model pemberdayaan yang telah berhasil diterapkan di daerah lain, yang relevan untuk diadaptasi dalam konteks Makam Sunan Gunung Jati.
Langkah Selanjutnya
Hasil diskusi ini akan dirumuskan menjadi dokumen rekomendasi strategis yang mencakup langkah-langkah konkret untuk pemberdayaan komunitas pengemis. Dokumen ini akan diserahkan kepada pemangku kebijakan setempat dan pihak-pihak terkait lainnya sebagai panduan untuk pelaksanaan program di tahun 2025.
Dalam penutupan acara, Varidlo Fuad, M.Pd, anggota Tim Gerak Jati, menyampaikan apresiasi atas antusiasme dan partisipasi aktif dari semua peserta. “Kami percaya, dengan kolaborasi yang solid, kita dapat menciptakan solusi yang tidak hanya menyelesaikan permasalahan sosial, tetapi juga memberdayakan komunitas pengemis menjadi bagian yang produktif dalam masyarakat,” tuturnya.
Kegiatan ini merupakan langkah awal menuju perubahan yang lebih baik bagi komunitas pengemis di kawasan wisata religi Makam Sunan Gunung Jati. Dengan sinergi dan komitmen bersama, diharapkan tujuan gerakan ini dapat terwujud, menciptakan masyarakat yang lebih mandiri, bermartabat, dan sejahtera.